SIDOARJO, Liramedia.online -Kunjungan kerja Ketua Fatayat NU Sukodono Anita, disambut baik oleh Kapolsek Sukodono, AKP Sa,adun dalam suasana yang penuh keakraban dan kehangatan, pertemuanberlangsung di Mako Polsek Sukodono pada hari Kamis 2 Januari 2025.
"Ini tidak hanya menjadi sebuah formalitas, tetapi juga merupakan bentuk sinergi antara organisasi masyarakat dan kepolisian" ungkap Ketua Fatayat NU Sukodono
Anita yang dikenal aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan pemberdayaan perempuan, menyampaikan beberapa program kerja Fatayat NU yang bertujuan untuk meningkatkan peran serta perempuan dalam pembangunan daerah. Program-program tersebut mencakup pelatihan keterampilan bagi perempuan, pendidikan tentang kewirausahaan, dan seminar untuk meningkatkan kesadaran akan hak-hak perempuan di masyarakat.
Kapolsek Sa,adun menyambut baik inisiatif tersebut dan berkomitmen untuk mendukung setiap program yang dapat memberikan manfaat kepada masyarakat, terutama dalam hal keamanan dan ketertiban. Diskusi yang hangat berlangsung mengenai tantangan yang dihadapi oleh perempuan di Sukodono, seperti kekerasan dalam rumah tangga, kurangnya akses terhadap pendidikan, dan keterbatasan dalam pekerjaan. Lebih lanjut, suasana yang inspiratif, keduanya berupaya mengidentifikasi langkah-langkah konkret bisa diambil.
Anita menjelaskan "bahwa salah satu program unggulannya adalah pelaksanaan workshop berkala tidak hanya memberikan keterampilan praktis, tetapi juga menciptakan jaringan di antara perempuan di daerah tersebut. Dengan demikian, para peserta tidak hanya belajar, tetapi juga saling mendukung dan belajar dari pengalaman masing-masing" ungkapnya.
Ditambahkan Kapolsek Sa,adu" bahwa kepolisian akan menyediakan fasilitas untuk pelatihan tersebut, sehingga para perempuan dapat merasa lebih aman dan nyaman ketika belajar" terang orang nomor satu di Polsek Sukodono.
Mereka juga mendiskusikan peran penting pemuda dalam mendukung perempuan, mengajak untuk bersama-sama menggagas program yang melibatkan pemuda sebagai agen perubahan. Kegiatan ini tidak hanya bertujuan untuk memberdayakan perempuan, tetapi juga untuk mendidik generasi muda tentang kesetaraan gender dan pentingnya menghormati hak-hak perempuan.
Dengan melibatkan berbagai elemen masyarakat, inisiatif ini diharapkan dapat menurunkan angka kekerasan berbasis gender yang sering terjadi. Selain itu menggali potensi kolaborasi dengan berbagai lembaga pemerintahan dan swasta untuk memberikan dukungan yang lebih luas.
Berbagai ide muncul, termasuk bekerja sama dengan sekolah-sekolah setempat untuk menyelenggarakan program pendidikan tentang hak-hak perempuan dan pentingnya emansipasi. Kolaborasi antara Fatayat NU dan kepolisian diharapkan dapat menciptakan lingkungan yang lebih aman dan nyaman bagi semua, memperkuat rasa solidaritas di antara warga, serta menumbuhkan rasa saling percaya antara masyarakat dan pihak kepolisian.
Dengan tekad yang kuat, kedua pihak berkomitmen untuk menjadikan Sukodono sebagai contoh keberhasilan pemberdayaan perempuan di tingkat lokal, yang dapat menginspirasi daerah lainnya untuk melakukan hal serupa.
Dalam konteks ini, Anita menekankan pentingnya keberlanjutan program tersebut, dengan mengusulkan penyelenggaraan sesi pelatihan lanjutan yang dapat mempersiapkan para peserta untuk menjadi mentor bagi perempuan lainnya di komunitas mereka. Hal ini tidak hanya akan memberdayakan individu, tetapi juga menciptakan gelombang perubahan yang lebih luas, di mana setiap wanita yang terlatih dapat membantu membawa dampak positif dalam lingkungannya. Ia juga berbicara tentang pentingnya menciptakan platform digital yang memungkinkan perempuan berbagi informasi dan pengalaman mereka, sekaligus membuka peluang untuk pelatihan online yang lebih fleksibel.
Kapolsek Sa,adun mendukung ide ini dan mencatat pentingnya dukungan teknologi, menyarankan bahwa mereka dapat bekerja sama dengan sekolah-sekolah untuk menyediakan akses internet dan perangkat bagi para pemuda yang ingin terlibat. Ini menciptakan peluang bagi pemuda untuk berpartisipasi dalam inisiatif yang bukan hanya fokus pada perempuan, tetapi juga mengajak seluruh masyarakat untuk terlibat dalam dialog tentang kesetaraan gender. Diskusi ini tidak hanya menjaga relevansi program ini, tetapi juga mengajak semua orang untuk merasa sebagai bagian dari solusi.
"Keduanya sepakat bahwa program ini tidak dapat berhenti pada satu pertemuan atau pelatihan saja; untuk mencapai perubahan sejati, perlu ada komitmen berkelanjutan untuk pendidikan dan program advokasi. Mereka merencanakan pertemuan rutin untuk mengevaluasi kemajuan dan mendiskusikan tantangan yang mungkin timbul, serta meraih kesepakatan tentang langkah-langkah selanjutnya untuk memastikan program ini dapat berdampak dalam jangka panjang. Melalui upaya kolaboratif ini, diharapkan Sukodono akan bertransformasi menjadi model bagi daerah lain, memperlihatkan bagaimana sinergi antara masyarakat dan institusi publik dapat menciptakan lingkungan yang aman dan memberdayakan bagi perempuan.(ddi)
0 Komentar